puasa dan manfaatnya bagi kesehatan
Tak terasa bulan Ramadhan datang kembali dan umat Islam di seluruh
penjuru dunia akan melaksanakan ibadah puasa. Selain sebagai ibadah,
berpuasa juga terbukti bermanfaat besar bagi kesehatan tubuh. Apa saja
manfaat kesehatan dari berpuasa?
Menurut The National Academy of Sciences, manfaat puasa
bagi kesehatan diantaranya adalah menambah ketahanan
tubuh terhadap stres, meningkatkan sensitivitas insulin,
mengurangi risiko terkena berbagai penyakit, dan bahkan membuat
awet muda dan panjang umur.
Penelitian jangka pendek pada beberapa subyek orang
yang berpuasa menunjukkan manfaat dalam penurunan berat badan
(weight loss). Hal ini dimungkinkan karena terjadinya perbaikan
profil lipid darah, termasuk penurunan level LDL (kolesterol buruk)
sehingga rasionya lebih rendah daripada HDL (kolesterol baik). Meski
juga terjadi penurunan level HDL yang sangat sedikit secara statistik,
namun hasil tersebut akan memberi manfaat yang positif terhadap
level obesitas seseorang yang sedang menjalankan puasa.
Untungnya puasa Ramadhan hanya berlangsung sekitar 30 hari,
karena menurut penelitian, puasa lebih dari 30 hari dapat beresiko
menimbulkan beberapa masalah kesehatan.
Manfaat Puasa bagi Kesehatan
Tanpa memandang dari segi agama, berikut adalah beberapa
manfaat berpuasa bagi kesehatan kita :
• Membantu membakar lemak lebih banyak karena terjadi
perubahan drastis dalam pola asupan kalori sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai shock therapy bagi metabolisme badan
dalam membakar lemak lebih banyak.
• Mengalihkan penggunaan glukosa ke lemak sebagai sumber
energi secara perlahan sehingga mencegah kerusakan otot.
Penggunaan lemak untuk energi akan membantu menurunkan
berat badan, mempertahankan massa otot, dan dalam jangka
panjang akan mengurangi kadar kolesterol darah.
• Penurunan berat badan dan meningkatnya sensitivitas insulin saat
berpuasa akan membantu dalam kontrol terhadap diabetes dan
mengurangi tekanan darah.
• Sebagai proses detoksifikasi atau proses pengurangan kadar racun
dari dalam tubuh karena zat racun yang tersimpan lemak akan
larut dan dikeluarkan dari tubuh.
• Meningkatkan kondisi mental, kewaspadaan, dan fokus
karena beberapa hormon tertentu seperti endorfin mengalami
peningkatan dalam darah setelah beberapa hari berpuasa.
• Menghentikan atau setidaknya mengurangi berbagai
kebiasaan buruk atau pola hidup tidak sehat yang merugikan
kesehatan seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol,
menggunakan narkoba, begadang, dan lain-lain. Jelas sekali
menghentikan berbagai kebiasan yang merugikan kesehatan
tersebut akan membuat Anda lebih sehat, awet muda, dan
panjang umur.
• Mengurangi dan mengendalikan nafsu makan yang berlebihan.
Saat berbuka puasa, Anda akan menyadari betapa sedikit saja
mengonsumsi makanan dan minuman sudah cukup membuat
perut kenyang dan memuaskan nafsu makan Anda. Hal tersebut
akan membuat Anda lebih bijak dalam menentukan seberapa
banyak porsi makan Anda termasuk setelah bulan puasa berakhir.
• Melatih kedisiplinan dalam pola hidup menjadi lebih sehat.
Dengan berpuasa, Anda belajar lebih disiplin kapan waktunya
makan, tidur, dan beraktivitas. Pengaturan disiplin waktu makan
dan kebutuhan untuk beristirahat (tidur) yang cukup agar dapat
beraktivitas optimal di keesokan harinya akan membuat pola
hidup Anda lebih sehat.
• Mencegah berbagai jenis penyakit kardiovaskular terkait
kolesterol. Manfaat ini diperoleh karena saat berpuasa terjadi
perbaikan profil lipid darah, termasuk penurunan level LDL
(kolesterol buruk) sehingga rasionya lebih rendah daripada HDL
(kolesterol baik)
Puasa bagi Penderita Sakit Maag dan Diabetes
Menurut dr. Jeffry Tenggara, Sp.PD., internis di MRCCC Siloam Hospital
Semanggi dan Hemato-Oncology residence FKUI-RSCM Jakarta, puasa
akan menjadi hal yang cukup berat bagi para penderita diabetes dan
sakit maag, namun hal ini juga bukan merupakan suatu halangan
untuk berpuasa dengan beberapa catatan tentunya.
Bagi penderita sakit maag, tentukan dahulu apakah Anda termasuk
penderita yang aman atau tidak untuk ikut berpuasa. Penderita sakit
maag organik tidak disarankan untuk berpuasa. Bagi para penderita
sakit maag non organik, yang terpenting adalah pengaturan makan
yang tepat dan penggunaan obat untuk menekan produksi asam
lambung.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan bagi para
penderita sakit maag yang akan berpuasa menurut dr. Jeffry :
1. Konsumsi makanan tinggi serat dan dengan kadar indeks glikemik
yang rendah seperti nasi merah dan roti gandum pada saat buka
dan sahur.
2. Pada saat berbuka, jangan langsung makan dalam porsi besar.
Berbukalah dengan makanan ringan atau buah dalam porsi kecil
dan dilanjutkan dengan makanan porsi lengkap setelah selesai
sholat maghrib.
3. Jangan pernah melewatkan makan sahur dan makanlah dengan
porsi lengkap. Kebiasaan buruk yang terjadi adalah makan sahur
sering terlewat karena ketiduran atau sahur hanya dengan nasi
dan mi instan saja.
4. Hindari makan yang berminyak dan berlemak karena justru
mempercepat pengosongan lambung dan mudah menjadi cepat
lapar.
5. Hindari makanan yang terlalu manis saat sahur, karena akan
memicu hormon insulin berlebihan dan terjadi kondisi
hipoglikemi (kadar gula rendah).
6. Hindari sayuran seperti kubis atau kol karena dapat
meningkatkan produksi gas dalam lambung.
Sementara itu bagi para penderita kencing manis atau
diabetes (biasa disebut diabetisi) yang menggunakan suntikan
insulin, merupakan kondisi medis yang dapat membatalkan puasa
atau kondisi safar karena membahayakan jiwa.
Penderita diabetes yang sudah berusia lanjut (diatas 60
tahun) dan atau dengan komplikasi penyakit jantung dan hipertensi
juga tidak disarankan untuk berpuasa, namun tidak mutlak dan
melihat fakta kondisi fisik dan kesehatannya.
Sedangkan bagi diabetisi pengguna obat oral, perlu
dilakukan penyesuaian dosis dan waktu minum obat dengan waktu
berpuasa. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan bagi para
penderita diabetes yang akan berpuasa menurut dr. Jeffry :
1. Tidak boleh melewatkan makan saat berbuka dan sahur dengan
alasan apapun. Pola makan saat puasa adalah sama dengan
pada saat tidak berpuasa. Makan berlebihan saat berbuka dan
melewatkan atau hanya makan sahur sekedarnya berbahaya
bagi diabetisi karena bisa menyebabkan peningkatan dan
penurunan gula darah secara drastis.
2. Saat berbuka, konsumsilah karbohidrat kompleks seperti nasi
merah dengan banyak serat dari sayuran atau buah kurma
(bukan manisan kurma). Jangan mengonsumsi karbohidrat
sederhana seperti sirup atau kolak manis untuk mencegah
lonjakan gula darah.
3. Saat sahur, tidak disarankan makan sekadarnya seperti hanya mi
instan atau sepiring nasi goreng karena bisa berakibat tidak
dapat mempertahankan gula darah saat berpuasa. Namun
juga tidak disarankan makan sahur berlebihan karena bisa
menyebabkan lonjakan gula darah yang akan membuat Anda
merasa lemas seharian.
4. Pengaturan obat penurun gula atau insulin. Untuk pengguna
obat oral, dosis disesuaikan dengan perubahan pola makan saat
puasa. Untuk obat dosis sekali sehari, minumlah saat berbuka
dengan dosis yang sama. Untuk obat dosis 2 kali sehari, dosis
pertama diminum saat berbuka, lalu setengah dari dosis kedua
saat sahur. Untuk obat dosis 3 kali sehari, turunkanlah menjadi 2
kali sehari saat berbuka dan sahur. Bagi pengguna suntikan
insulin sekali sehari, suntikkan saat berbuka. Untuk dosis
suntikan 2 kali sehari, dosis awal diberikan penuh saat berbuka
dan setengah dari dosis kedua saat sahur.
Kesimpulannya, berpuasa ternyata tidak hanya sekedar
untuk menjalankan ibadah saja tetapi telah terbukti bermanfaat bagi
kesehatan. Jadi, selamat menjalankan ibadah puasa dan semoga
Anda menjadi semakin sehat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar